PERAWAT MALAIKAT TAK BERSAYAP
PERAWAT MALAIKAT TAK BERSAYAP
Karya : Firdani Nur Afiqoh
Lamongan, 01 Mei 2020
Pagi yang indah dan penuh barokah. Pagi adalah saat memulai segala sesuatu dengan ungkapan syukur. Tetap semangat dan jalani segala sesuatu dengan optimis. Tepat di hari jumat ini kami melaksanakan tugas pertama kami sebagai seorang perawat. Bagi kami profesi perawat adalah profesi yang sangat mulia. Meski seringkali orang awam menyepelekan tugas kami, bahkan ada yang sampai menghina profesi kami. Perawat selalu dianggap menjadi pembantu dokter, di dunia nyata, perawat dan dokter adalah Mitra kerja dan kesatuan yang saling membutuhkan satu sama lain. Tampa perawat maka Rumah sakit tidak berjalan dengan stabil. Begitupun sebaliknya, perawat membawa peran yang sangat penting untuk keberlangsungan kesehatan dan kesejahraan pasien selama sakit. Perawat selalu mendampingi pasien selama 24 jam. Perawatlah yang lebih tau kondisi pasien yang sebenar-benarnya, terkait dengan perkembangan kondisi kesehatan pasien dan yang lainnya.
Sebelum melangkah lebih jauh tentang profesi kami alangkah baiknya saya perkenalkan diri dulu. Saya firda, mahasiswa perawat yang magang di sebuah Rumah sakit di tuban.
Sejak pertama kali Saya menginjakkan kaki di rumah sakit ini, banyak sekali hal yang Saya dapatkan, tentang pengalaman hidup, perjungan dan lain-lain.
Sebagai calon perawat, kami dituntun untuk disiplin waktu, disiplin obat, disiplin tempat, disiplin dalam pendokumentasian dalam pemberian Asuhan Keperawatan dan lain-lain. Karena bagi kami, keselamatan pasien adalah prioritas utama Kami.
Kami di bekali banyak ke ahlian dan ilmu-ilmu baru selama di lahan praktik. Ilmu yang mungkin tidak Kami dapatkan dibangku kuliyah. Karena dunia kerja sangatlah berbeda dibandingkan saat kami masih kuliyah dan menempuh pendidikan.
Sebagai seorang mahasiswa tugas dan tantangan kami tentulah sangat banyak. Ditambah dengan beban-beban kami selama praktik di rumah sakit dan Laporan tugas Dinas yang biasa Kami kerjakan selepas Dinas di RS.
Kami yang awalnya belum terbiasa mencium bau obat-obatan dan Alkohol menjadi sangat terbiasa. Kami yang awalnya belum terampil dalam keahlian Khusus seperti memberikan edukasi dan pendidikan kesehatan serta dalam keahlian lain, seperti memasang infus, injeksi dan lain-lain menjadi lebih terampil.
Setiap hari kami bertugas dinas dibagi menjadi 3 shift, shift pagi dari jam 07.00 Wib sampai jam 14.00 Wib. Sedangkan untuk shift siang jam 14.00 Wib sampai jam 21.00 Wib. Dan untuk Shift malam jam 21.00 Wib sampai jam 07.00 Wib.
Bagi kami tugas perawat adalah tugas yang sangat mulia, kami dapat menolong sesama yang membutuhkan pertolongan. Ada yang berkata, senyum perawat adalah semangat pasien untuk keberlangsungan dalam proses penyembuhan dari sakitnya.
Dan ternyata memang benar, karena saat kami memberikan pelayanan kesehatan dengan sebaik-baiknya pada pasien. Maka pasien akan merasa Aman, nyaman dan sejahtera meski dalam kondisi sakit.
Tak terasa sudah 1 tahun berlalu kami berkutat dengan kesibukan di rumah sakit. Tugas-tugas Asuhan Keperawatan dan sebagainya, Maka sudah saatnya kini kami mengabdi pada masyarakat dengan sepenuhnya, mengabdi tampa pamrih, meski keringat kami tidak dibayar dengan uang, tapi kami sudah sangat senang, karena bagi kami ada banyak pengalaman yang sangat berharga yang dapat kami petik sebagai pelajaran.
Dari sekian cerita yang mendekatkan saya pada seseorang pejuang kesehatan yang maju di Garda Paling depan saat penanganan Covid-19.
Dan Ia gugur dimedan juag saat melaksanaan tugasnya dalam rangka misi kemanusiaan. Ia merelakan nyawanya untuk kehidupan yang lainnya. Begitu banyak perawat dan juga Dokter yang ikut menjadi korban ganasnya Covid-19 saat ini.
Saat yang lain dianjurkan untuk tetap dirumah, sedangkan kami tetap berkutat dengan tugas dan kewajiban kami sebagai seorang perawat yang berpaparan langsung dengan pasien covid-19. Meski begitu lelah yang kami rasakan terkadang berbanding dengan sikap masyarakat yang acuh tak acuh dengan kesehatannya sendiri. Sehingga anjuran dari pemerintahpun tak di hiraukan. Terkadang kamipun sebagai petugas kesehatan merasa miris dengan banyaknya pemberitaan seputar tenaga kesehatan penanganan covid-19 yang tidak diterima oleh masyarakatnya. Ada yang bahkan jasadnya tidak diterima.
Namun kami selalu sabar menghadapi sikap masyarakat yang terkadang kurang bersahabat dengan kami. Kami Ikhlas mengabdi dengan profesi kami. Dan resiko tertular sudah menjadi konsekwensi kami dalam bekerja. Kamipun memahami semua resiko dan konsekwensi dari pekerjaan kami ini. Dan Kami lakukan semua ini karena kami mencintai profesi kami. Kami bangga dengan profesi kami. Karena hanya kepada ketulusan, kami akan mampu belajar makna dari sebuah keikhlasan dalam kehidupan.
Dan Jika anak kami kelak bertanya, mama siapa itu perawat ?
Mungkin ini bisa jadi jawabannya, perawat itu bukan manusia biasa nak. Orang yang tidak boleh sakit. Orang yang harus nahan ngantuk, Orang yang terus berpikir dan mengingat dan membuka buku tentang kondisi orang lain, Orang yang makan seadanya, Orang yang kadang kehilangan waktu dengan orang-orang yang disayanginya.
Dan bila dia kembali bertanya, kenapa mama mau jadi perawat?
Dulu ada yg bilang perawat itu orang yang nanti kelak berada diantara surga dan neraka. Ilmu agama mama tidak cukup untuk surga, Namun mama tidak mau masuk neraka. Jadi mungkin ditengah-tengah lebih baik.
Dan bila dia kembali bertanya, kapan mama berhenti kerja dan pensiun?
Perawat tidak pernah bisa pensiun nak, Sekalipun mama nanti memutuskan jadi berhenti bekerja, bila orang tau mama lulusan keperawatan pasti akan ada pertanyaan atau minta pertolongan tentang kesehatan mereka.
Dan bila dia kembali bertanya, berapa gaji mama?
Gaji mama adalah melihatmu tetap sehat karena mama hanya punya sedikit waktu mengurusmu. Gaji mama adalah melihat pasien mama tersenyum, bangun dan berjalan. Tidak ada yang lebih berharga dari itu.
Dan bila dia kembali bertanya, kalau mama terus menjaga orang yang sakit, siapa yang menjaga mama?
Tuhan nak, doa kamu dan doa pasien adalah obat dan penguat kesehatan mama. Bila dia sudah selesai bertanya katakanlah ini :
Bila kamu nanti besar mama harapkan jadilah orang yang berguna, orang yang berguna itu tidak perlu seorang perawat, Tapi bila kamu mau jadi perawat, yang penting jagalah kesehatanmu, jagalah amalanmu dan jagalah profesimu, Dan saat kamu menjadi perawat hati dan pikiranmu akan lebih banyak untuk orang-orang yang meminta bantuanmu. *Penghormatan untuk para pahlawan keperawatan.ππͺ
Tetap semangat kak. Jdikan setiap langkah sebuah ibadah
BalasHapusSiap. Terimakasih kakπππ
Hapussemanngat kak amalan kk fi sabilillah
BalasHapusSiap kakππ
HapusSemangat para malaikat tak bersayap. hehe
BalasHapusHehe siapππππͺ
Hapus